Maskoflife

Maskoflife

Either write something worth reading , or do something worth writing.

Impressive Sketch

Impressive Sketch

Take a life

Take a life
Growth: its a process that we must passed

6 Mar 2013

Tekwan Klinis Dewasa dan Klinis Anak

Calvina Veronica 705100020

     Kalau kali ini tentang teknik wawancara..lebih tepatnya kita bakal ngebahas tentang kelebihan, kekurangan dan pemanfaatan dalam teknik wawancara tapi dalam penggunaannya yang berhubungan sama klinis anak dan dewasa..Saya pengen ngerangkum penjelasan dari yang udah dijelasin sama kelompok dan ibu dosen aja siiihhh hehehe semoga bermanfaat ;)

     Kalau saya boleh mulai dari presentasi kelompok tentang wawancara pada ranah klinis dewasa..seperti kita tau nih, alat bantu dalam wawancara itu sendiri kan banyak, bisa berupa tape recorder, catatan kecil dan alat2 tulis penunjang lainnya..satu hal yang saya inget banget waktu bu Henny bilang, dalam beberapa kasus, kita sebagai interviewer bakal nemuin klien yang ga mau pembicaraannya direkam atau didokumentasikan sama sekali..pada saat itu kan berarti kita ga bisa ngandelin tape recorder atau media lainnya untuk merekam pembicaraan kita..nah pada saat inilah, satu2nya alat bantu yang efektif adalah tangan kita sendiri huehehehe, siapin deh tuh kertas tebel buat coret2, tangan yang siap nulis cepet dan pastinya pulpen yang ga macet ditengah jalan yaa hihii
     Selain itu, ada juga pernyataan dari psikolognya kelompok yang bilang kalau “saya memorinya lemah, jadi selain merekam, bisa juga pake asisten buat bantu menulis wawancara yang dilakukan”
Hal ini sangat memancing atensi saya sih..hehe soalnya setau saya, kita sebagai seorang psikolog sangat penting dalam menjaga kerahasiaan atau confidentiality dari setiap info, cerita ataupun kejadian yang klien kita katakan..karena kehadiran asisten yang membantu mencatat merupakan pihak ketiga..Dalam hal ini, kita punya tanggung jawab besar dalam menjaga kerahasiaan klien..Dosen saya juga menyimpulkan kalau wawancara sebaiknya memang dilakukan hanya berdua, yaitu interviewee dan interviewer..karena dengan kehadiran pihak ketiga akan mempengaruhi proses wawancara..bahkan terkadang klien pun merahasiakan ceritanya dari orangtuanya..tapi klien mau terbuka dan cerita sama kita..kalau ada orang sudah percaya sama kita, tugas kita adalah menjaga kepercayaan itu dengan baik dan bertanggung jawab
     Pada orang dewasa, kelebihan wawancara itu sendiri adalah kita sebagai interviewer bisa melihat secara langsung ekspresi wajah klien, perilaku selama wawancara, jawaban yang spontan, dan gerak-gerik yang mungkin tidak dapat kita lihat secara jelas saat kita menggunakan tes2 psikologi..
Ada hal yang menarik atensi saya waktu kelompok sempet bilang jawaban dari psikolog mereka adalah “Ngikutin alurnya aja” psikolog dari kelompok itu menyatakan tidak terstuktur pada saat kita sebagai interviewer mengikuti alur pembicaraan yang dikatakan oleh klien.. Tapi setelah mendengar penjelasan dosen, saya baru ngerti, kalau kita sebagai pewawancara ketika bertanya bukannya harus mengikuti alur jawaban dari klien, melainkan kita sebelumnya sudah punya pedoman pertanyaan, sebelumnya kita sudah harus tau latar belakang dari klien yang akan kita wawancarai dan tujuan kita wawancara itu mau ngomongin soal apa dan mau cari tau soal apa..sehingga kalaupun topik pembicaraan menjadi melenceng, kita tau arah pembicaraan akan dibawa kemana..
Perlu dicatat disisi adalah, saat kita akan memulai wawancara dengan klien, bina rapport terlebih dahulu..dengan membina rapport kita akan membuat kondisi wawancara itu ga terlalu tegang dan asing..
     Satu hal lagi yang jadi catatan penting buat saya adalah, kita akan lebih mudah masuk kedalam topik pembicaraan dan klien akan merasa lebih dekat dan ingin terbuka pada saat kita memulai pembicaraan dengan membicarakan hal2 yang disukai oleh klien..inilah pentingnya untuk mengetahui latar belakang klien sebelum kita memulai wawancara..coba deh kalian bayangin, kalau tau2 kalian mau diwawancara trus dateng2 pewawancaranya langsung bilang dengan nada serius “Saya mau wawancara anda ya..anda namanya siapa??pekerjaan anda apa??kesibukannya??”
Kalian juga bisa bayangin kan kalau kita diwawancara langsung diserang sama pertanyaan menegangkan kaya gitu hehe pasti bawaannya bakal serius bangeeett kaannn..kalau kita udah tau latar belakang klien, kita bisa aja masuk dengan pembicaraan yang lebih santai dan ga buat klien tegang seperti “anda sebelumnya pernah bekerja sebagai konsultan ya?? Yang saya tau, konsultan itu kan berhadapan sama banyak orang ya..kesulitannya apa aja tuh..”
     Setidaknya dengan pembicaraan kaya gitu, klien bakal lebih nyaman buat cerita, bahkan mungkin cerita lebih banyak daripada yang kita kira sebelumnya..intinya ciptakan suasana yang nyaman aja sihhh hehehe

     Kalau untuk anak2 terkadang sebagai pewawancara kita suka sulit membawa suasana supaya anak nyaman sama kita..Kesulitan wawancara karena anak kan masih fokusnya main, jadi kita sebagai pewawancara bisa pake alat bantu berupa play dough atau mainan2 lainnya supaya sambil main anak bisa diajak berbicara dan tanya jawab..sebenarnya tergantung kalau ketemu anak yang kooperatif alias mau banyak ngomong, mau banyak cerita dan terbuka sama orang luar sih wawancara bakal leih lancar..tapi untuk beberapa anak yang cenderung tertutup dan pendiam trus susah komunikasi sama orang asing, kita sebagai interviewer harus coba dulu pedekate sama orang terdekat alias care giver anak tersebut, misalnya aja kita coba pertama ajak anak main sama orangtuanya, saat anak udah mulai percaya dan ga risih sama kehadiran kita sebagai orang asing, baru deh orangtuanya bisa tinggalin kita berdua sama sih anak..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar