Everyone needs to be heard ;)
Di minggu ini, kelas teknik wawancara ngebahas tentang berbagai hal yang harus dan sebaiknya kita hindari dalam melakukan wawancara.. Hal pertama yang harus kita lakuin pastinya dalah membina rapport yang dapat dimulai dari pembicaraan dan suasana yang hangat dan nyaman..Rapport ini juga mungkin ga akan terbina dengan baik dalam satu kali pertemuan, mungkin dibutuhkan beberapa kali pertemuan agar tercipta suasana yang lebih nyaman..Dalam hal ini, hindari juga raut wajah yang datar dan jangan pula menunjukkan ekspresi wajah yang berlebihan sehingga terkesan judgemental.. Hal yang saya catat hari ini adalah, ketika individu yang kita wawancarai menceritakan masalah dan kesedihannya, lalu kita terlalu ekspresif dalam menanggapinya seperti misalnya berkata “Hah?? Masa sih?? Kita justru akan memperkuat kesedihannya atau keterpurukan dari individu itu sendiri, karena secara tidak langsung kita menyatakan bahwa dia sangat salah telah melakukannya..
Hal kedua yang penting juga adalah adanya empati..kalau kata kebanyakan orang adalah bagaimana caranya kita merasakan berjalan menggunakan sepatu orang lain hehehe dalam bahasan mengenai empati ini, saya mencatat hal penting yang sangat benar menurut saya, empati mungkin akan sulit dilakukan ketika kita sendiri tidak dapat mengontrol emosi yang kita miliki, contohnya aja, sebelum melakukan wawancara kita lagi ribut sama pacar atau berantem sama orangtua, bagaimana caranya deh tuh supaya emosi kita sama pacar atau orangtua yang masih membara itu bisa kita redam saat kita berhadapan sama klien hehehe sebenernya terkadang tanpa kita sadari pun kita sulit mengetahui perasaan kita sendiri, apalagi perasaan orang lain kaaann hehehe oleh karena itu kita sebagai pewawancara apalagi psikolog harus belajar banyak sih huehehe
Hal ketiga yang harus diperhatikan adalah attending behavior yakni memberikan waktu untuk klien bercerita mengenai diri mereka..poin ini akan berjalan dengan baik apabila pewawancara fokus pada klien dan bukan fokus pada diri sendiri..Dari bahasan ini, ci tasya sempat memberikan kami semua ropleplay didalam kelas.. Kami disuruh untuk pasangan, misalnya A dan B..Pertama, A disuruh untuk berceritaaaa panjang lebar sedangkan sih B tidak mendengarkan apapun yang dikatakan oleh A misalnya aja dengan menyibukkan diri atau bermain bb misalnya..kemudian setelah itu posisinya dibalik..Tujuan dari roleplay ini adalah supaya kita semua mengetahui bagaimana rasanya kalau kita dicuekin atau saat kita lagi cerita itu ga didengerin..hehehehe tapi jujur sih emang ga enak kalau kita lagi cerita tapi ga dingerin sama orang yang kita ajak cerita!! Rasanya nyuuuss nyusss gitu pengen nabok!! huahahahhaa
Selain itu, ada beberapa perilaku yang dapat ditunjukkan sebagai bukti kita memperhatikan klien yaitu secara visual, tatap mata klien sesekali dan jangan arahkan pandangan terlalu jauh dari posisi klien..yang kedua melalui kualitas vokal yaitu perhatikan nada dan kecepatan dalam berbicara..yang ketiga adalah jangan terlalu cepat mengalihkan topic ataupun memotong pembicaraan klien..dan yang keempat adalah bahasa tubuh yang tidak berlebihan dan sesuai dalam merespon klien..
Nah, dalam wawancara itu sendiri juga ada 2 jenis pertanyaan yaitu open question dan closed question.. Open question merupakan pertanyaan yang tidak bersifat mengarahkan sehingga klien dibebaskan dalam mengekspresikan perasaannya..contohnya adalah “Apakah anda dapat menceritakan lebih lanjut?” Sedangkan closed question adalah jawaban yang hanya merujuk pada jawaban tertentu seperti ya atau tidak..contohnya adalah “Apakah anda kesal?” Pertanyaan seperti ini tidak akan berhasil dalam menggalin informasi yang lebih dalam mengenai diri klien..
Terdapat beberapa hal yang harus dihindari dalam wawancara yaitu jangan paksa klien untuk membicarakan hal yang tidak ingin ia ceritakan, hindari pertanyaan yang bersifat menginterogasi dan membuat klien merasa tertekan, hindari pertanyaan “mengapa?” karena pertanyaan yang diawali dengan mengapa tidak akan mengungkapkan apa yang sebenarnya ada didalam diri klien sehingga akan memunculkan rasionalisasi berupa pembelaan diri dan bukan merupakan jawaban yang sebenarnya..lebih baik gunakan kata tanya “Apa, bagaimana dan kapan?”
Untuk mengungkapkan perasaan bahwa kita mengerti dan mendengarkan cerita klien, maka hal yang dapat kita lakukan sebagai pewawancara adalah mencoba merangkum kata2 dan ceritanya dengan menggunakan kata2 kita sendiri dan coba ungkapkan sedikit perasaan sebagai feedback bahwa kita mencoba untuk merasakan apa yang dirasakan oleh kilen.. Nah sekarang udah selesai nih pembahasan sekilas saya tentang hal2 apa saja dari hal2 apa saja yang harus kita perhatikan ketika wawancara sampai rasanya dicuekin hihihii intinya adalah bahwa klien atau orang yang kita wawancarai itu butuh didengarkan, care dan fokus dari yang ngedengerin, karena ga ada orang yang suka dicuekin.. The key for being a good interviewer is focused on clients at all times, because everyone needs to be heard! ;)
Calvina Veronica 705100020
Tekwan kelas C
Tidak ada komentar:
Posting Komentar